YAJUJ
DAN MAJUJ
1.
Sejarah
Dan Siapa Itu Yajuj Majuj Dan Raja Zulkarnain
Pada
zaman dahulu, di masa kenabian Ibrahim, hidup seorang raja yang saleh bernama
Zulkarnain. Rakyat sangat menyukainya karena sang raja amat bijaksana. Pasca
kepemimpinan raja Namrud yang kejam, Zulkarnain hadir sebagai pengganti yang
membawa kesejahteraan bagi rakyatnya. Tak hanya itu, Zulkarnain pun berkiprah
besar dalam mendakwahkan agama tauhid yang dibawa Ibrahim.
2.
Yajuj
dan Majuj
Zulkarnain
amat cerdas dan pandai berpetualang. Ia melakukan ekspedisi ke seluruh dunia
untuk menyebarkan agama tauhid. Sang raja amat pandai menguasai bahasa berbagai
dunia. Ia juga mahir berlayar melakukan perjalanan dari belahan timur hingga
barat bumi.
Pada
sebuah perjalanannya, Zulkarnain sampai ke tempat matahari terbenam di bagian
barat dunia. Di sana ia mendapati penduduknya tak beriman. Zulkarnain pun
kemudian mendakwahkan keesaan Allah. Mereka pun menerimanya dengan gembira.
Perjalanan berlanjut, Zulkarnain tiba di kawasan timur dunia di mana matahari
tampak terbit dari sana.
Penduduk
Timur tersebut amat miskin dan terbelakang hingga tak mampu membangun tempat
tinggal. Zulkarnain pun membantu mereka, mengajarkan memiliki tempat yang dapat
melindungi diri mereka dari panas dan hujan. Setelah mendapat bantuan, mereka
pun menerima dakwah Zulkarnain dengan gembira.
Ia
pun melanjutkan kembali perjalanannya. Tibalah Zulkarnain pada sebuah tempat di
antara dua gunung. Di bukitnya terdapat sebuah kaum yang tak mengerti bahasa.
Zulkarnain yang cerdas pun memerlukan penerjemah untuk memahami ucapan mereka.
Kaum tersebut pun mengeluhkan kesulitan mereka pada Zulkarnain. Mereka selalu
dilanda kemiskinan karena harta mereka selalu diambil paksa oleh kaum kejam
bernama Ya'juj dan Ma'juj.
Para
manusia kejam tersebut berpostur tubuh yang tak biasa, mereka selalu merusak
setiap hal yang dilewati. Kaum Ya'juj dan Ma'juj tersebut tinggal di antara dua
gunung. Mereka selalu mengganggu kaum di bukit dengan merampas dan merusak
segala sesuatu, baik tanaman maupun ternak.
"Hai
Zulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat
kerusakan di muka bumi maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran
kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?" pinta
penduduk bukit.
Zulkarnain
pun berkeinginan membantu mereka. Namun, tak ada daya upaya kecuali pertolongan
Allah. Maka, diajak berimanlah para penduduk bukit dua gunung tersebut. Setelah
mereka beriman, Zulkarnain pun memikirkan cara untuk membatasi mereka dengan
kaum kejam Ya'juj dan Ma'juj. "Bawakanlah padaku besi dan tembaga, akan
kubuat dinding di antara kalian dan mereka," ujar Zulkarnain.
Maka,
dikumpulkanlah segala hasil tambang para penduduk bukit. Zulkarnain kemudian
menggali tanah lalu membangun fondasi yang kokoh dari besi. Setelah itu, besi
tersebut dipanaskan, lalu dilebur dengan cairan tembaga yang mendidih. Maka,
jadilah dinding benteng yang amat kokoh yang mengurung Ya'juj dan Ma'juj di
tempat tinggalnya.
Melihatnya,
penduduk bukit bersuka cita, ia pun berterima kasih pada Zulkarnain. Namun,
dengan rendah hati, Zulkarnain bersyukur kepada Allah. "Dinding ini adalah
rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan
menjadikannya hancur luluh dan janji Tuhanku itu adalah benar," ujar
Zulkarnain.
Sementara
itu dari balik gunung, Ya'juj dan Ma'juj berusaha menembus dinding tersebut.
Namun, tak satu pun dari mereka yang berhasil memanjatnya ataupun melubanginya
hingga kini. Dikisahkan bahwa setiap hari sejak Zulkarnain membangun dinding
ribuan abad silam, pemimpin mereka selalu mengerahkan rakyatnya untuk memanjat
dinding tersebut. Namun, tak pernah membuahkan hasil meski dilakukan setiap
hari hingga kini.
3.
Keluarnya
Ya'juj dan Ma'juj dari tempat mereka merupakan salah satu tanda datangnya hari
kiamat.
Sebagaimana
ucapan Zulkarnain, jika Allah berkehendak maka amat mudah dinding tersebut
hancur. Dengan upaya perobohan dinding tiap hari oleh Ya'juj dan Ma'juj, mereka
akan berhasil menembusnya saat menjelang hari akhir. Saat mereka keluar dari
sana, jumlah mereka amat banyak. Mereka turun gunung bagaikan air bah. Tak ada
yang mereka lewati, kecuali akan hancur lebur. Setiap tanaman dirusak, setiap
jiwa akan dibunuh. Demikian, kekejaman Ya'juj dan Ma'juj.
Kisah
tentang Zulkarnain tersebut terdapat dalam Alquran surah al-Kahfi ayat 83
hingga 101. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai Ya'juj dan Ma'juj terdapat
dalam surah al-Anbiya ayat 96-97. Dari kisah tersebut terdapat hikmah mengenai
sikap bijaksana dan rendah hati pemimpin. Namun, pelajaran yang paling utama
yakni mengingatkan kita akan hari kiamat. Dengan mengingatnya, maka bertambah
rajinlah kita dalam beribadah. Ya'juj dan Ma'juj benar adanya dan masih hidup
hingga kini.
Kemunculan
mereka merupakan salah satu tanda hari kiamat. "Hingga apabila dibukakan
(dinding) Ya`juj dan Ma`juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat
yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit),
maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata),
'Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini,
bahkan kami adalah orang-orang yang zalim'." al-Anbiya`ayat 96-97.
“Ya
Allah, matikan kami dalam keadaan muslim (berserah diri), dan hidupkan kami
dalam keadaan muslim (berserah diri), dan satukan, gabungkan kami dengan
orang-orang yang soleh”. (Hr .Ahmad dan al-Bukhari). Aamiin.
Sumber :
http://munsypedia.blogspot.com/2013/12/sejarah-dan-siapa-itu-yajuj-majuj-dan.html#ixzz3AvKp1PAi