Jumat, 03 Mei 2013

CERPEN-TEMAN SEKAMARKU



Teman Sekamarku

Oleh : Egon Sastra Saputra

Sejenak aku terdiam di depan pintu kamar ku, terasa berat kakiku melangkah. Ku pandangi seluruh sisi dan sudut ruangan kamar yang sudah cukup lama kuhuni, dan terlihat begitu berantakan. Bagaimana tidak, sudah tiga hari kamar tak pernah ku bersihkan lagi. Dan memang biasanya bukan aku yang membersihkan kamar ini, tapi teman sekamar yang biasa mengerjakannya. Namun sekarang aku hanya sendirian di kamar yang cukup besar ini.
Sebulan sudah aku tidur sendirian di kamar, dan aku sudah mulai terbiasa sendiri. Teman yang dulu menemaniku di kamar ini, kini dia telah tiada. Dia telah pergi untuk selama-lamanya. Entah mengapa hari ini aku jadi teringat kejadian satu bulan yang lalu, kejadian yang begitu menyedihkan bagiku. Saat dimana terakhir kali aku untuk melihat wajahnya.
***
“kan sudah ku bilang, sebaiknya kamu israhat di kamar saja. Karna beberapa hari ini kamu sepertinya sedang sakit. Tapi tetap saja kamu nekad untuk mengikuti upacara pagi. Nah begini lah jadinya…” kataku sambil memapa temanku, Rega. Namun Rega hanya membalas dengan senyuman, padahal wajahnya terlihat begitu pucat. Tadi dia sempat jatuh ketika mengikuti upacara senin pagi.
Setelah mengantar Rega sampai ke UKS, aku segera kembali ke lapangan untuk mengikuti upacara. Aku tak perlu menemani Rega, karna kebetulan di UKS ada perawat yang akan menjaga dan merawatnya selama dia sakit. Namun aku penasaran, ada apa dengan Rega? Kenapa akhir-akhir ini dia sering sakit-sakitan??
Setelah pulang sekolah, aku lansung naik ke kamarku. Aku yakin, Rega pasti sendirian di kamar. Diakan sedang sakit, jadi dia membutuhkan seseorang untuk menemaninya. Tapi sayang kamarku kosong, tak ada siapa-siapa di kamar. Setelah ku tanyakan kepada pembina asrama, ternyata Rega sudah pulang di jemput orang tuanya.  Sayang sekali, aku tak sempat bertemu dengan Rega.
Malam harinya, ketika aku sedang mengerjakan tugas ada yang mengetuk pintu kamarku. Segera aku membuka pintu, dan terlihat sesosok lelaki berdiri dengan wajah pucat.
“Kamu Ga, tapi kok malam-malam gini datang ke sekolah. Bukannya kamu sakit?”, ucapku.
“iya sih, tapi sudah baikkan kok,” balas Rega. Dia lansung masuk ke kamar dan duduk di ranjang tempat dia biasa tidur.
“kamu sakit apa Ga?,”
“Cuma kecapek’an kok. Ntar di bawa tidur juga sembuh kok,” ucap Rega. “gimana pembelajaran di sekolah tadi?.”
“seperti biasa kok, tapi banyak tugas loh buat besok,” kataku.
Begitulah, percakapan kamipun berlansung cukup lama. Banyak hal yang kami bicarakan, mulai dari situasi di sekolah hari ini, tentang tugas, juga tentang penyakit yang dialami Rega. Kami hanya ngobrol berdua, karena Rega melarangku memanggil teman yang lain dan dia bilang dia tak mau menggangu.
Dan anehnya, malam ini aku tak merasa mengantuk. Padahal biasanya mataku tak tahan kalau sudah lewat jam 11 malam. Tapi ini sudah jam 1 malam, tpi tak sedikitpun rasa mengantuk hinggap di mataku.
 “eh, sudah malam nie. Tidur lagi yok…” kataku mengakhiri perbincangan.
“hmm.. ayo lah,” ucap Rega.
Kami sama-sama merebahkan badan di ranjang, bersiap untuk tidur. Kulihat Rega terbaring dengan lemas dan mata terpejam, dan semakin terlihat wajahnya yang begitu pucat.  Akupun juga segera memejamkan mataku, sudah waktunya untuk tidur. Good night friend…..
***
“kamu lihat Rega gak?,” tanyaku pada teman-teman  yang lain.
“enggak tu, tapi bukannya Rega kemarin pulang?”
“iya, tapi semalam dia udah ke sini kok,”
“sejak tadi kami gak ada lihat Rega”
Kembali aku tanya sama teman-teman yang lain, namun tak ada yang melihat Rega. Saat aku bangun tidur tadi, tempat tidurnya sudah kosong. Dan sejak saat itu, aku tak pernah lagi bertemu dengan Rega. Dan tak ada seorangpun yang pernah melihat Rega. Sedah ku tanya pada teman-teman yang lain, tapi tak ada yang tahu.
Tubuhku terasa kaku, keringat dingin bercucuran. Seluruh tubuhku gemetaran saat mendengar berita bahwa Rega sudah meninggal. Ternyata Rega menderita penyakit kanker dan meninggal kemarin sore di rumah sakit. Lalu, siapa yang  semalam? Siapa yang menemaniku mengobrol? Aku yakin itu Rega, karena kami mengobrol sekitar 2 jam. Mungkinkah itu hantu??
***
“Kenapa Gon?,”
“Astaghfirullah…” aku tersentak kaget mendengar suara dari belakangku. “kamu Fif, mengagetkan saja.” Ucapku.
“Ada apa? Kok tidak lansung masuk ke kamar. Malah melamun di depan pintu.” Ucap Khafif.
“Gk ada apa-apa kok.” Kataku.
Aku segera masuk kamar,ku letakkan tas dan kurebahkan tubuhku di ranjang. Badanku terasa begitu capek karena seharian belajar. Dan kulihat ranjang di sebelahku, ranjang yang sudah lama kosong tapi tetap ku biarkan. Karena aku yakin, setiap malam Rega pasti tidur di ranjang itu…..
Senin, 15 April 2013

0 komentar:

Posting Komentar