Jumat, 30 November 2012

MY CERPEN-Pacarku di DO




Pacarku di DO
B Y : E G O N
            Hari ini hari pertama sekolah, terdengar canda tawa penuh bahagia dari siswa maupun siswi SMA N PINTAR. Mereka saling berjabat tangan, sudah seminggu mereka tidak bertemu karena liburan semester. Dan kini mereka kembali berkumpul dalam suasana dan kelas yang berbeda. Semua gembira karena naik ke kelas yang lebih tinggi. Begitu juga dengan siswa baru, mereka berusaha beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Suasana begitu ramai dan penuh kesenangan.
            Tetapi tidak dengan Angga, tak terlihat sedikitpun kebahagiaan di wajahnya. Padahal hari ini hari pertama sekolah, dan sekarang dia sudah kelas  XII. Ntah apa yang terjadi, yang jelas dia terlihat murung, pikirannya menghayal entah kemana……..
***
            Hari ini begitu menegangkan, seluruh siswa telah selesai melaksanakan ujian semester genap. Dan hari ini hari penerimaan hasil ujian, inilah yang membuat seluruh siswa cemas. Mereka takut jika tidak naik kelas, karena sesuai dengan peraturannya bahwa siswa yang tidak naik kelas maka akan di keluarkan alias di DO.
            Beberapa waktu sebelum penerimaan, seluruh siswa sibuk berbincang dengan teman-temannya. Berbincang tentang berbagai hal, mulai dari perkiraan nilai ujian sampai liburan.
            Begitu juga dengan sepasang sejoli, sepasang kekasih yang telah cukup lama menjalin hubungan. Mereka tidak peduli dengan aturan sekolah yang menyatakan bahwa siswa tidak boleh pacaran. Sepasang kekasih itu adalah Angga dan Resi.
            “ kok perasaanku tidak enak ya?” ucap Resi dengan wajah tegang.
            “ jangan terlalu difikirkan” Angga berusaha menenangkan Resi.
            “ tapi bagaimana jika……..”
            “ jangan bicara seperti itu, kamu harus percaya diri” Angga lansung memotong ucapan Resi.
            “ mudah-mudahan tidak yah….”
            “ AMIN….” Sambut Angga.
            “ oh ya, liburan besok boleh gak aku main ke rumahmu?” Tanya Angga.
            “ boleh lah, tapi gak apa-apa? Dari Guntor ke LTD kan jauh….” Balas Resi.
            “ Gak apa-apa kok….”
            “ benar nih mau datang, nanti aku tunggu loh”
            “ aku janji….” Ucap angga sambil tersenyum.
            Disaat perbincangan sedang berlanjut, bel berdering petanda penerimaan hasil ujian akan dibagikan. Pembagiannya dilaksanakan di kelas masing-masing oleh tiap wali kelas. Angga dan resi segera masuk kelas, mereka adalah siswa kelas XI IPA 2.
            “ baik lah, Hari ini adalah hari penerimaan hasil belajar kalian selama di kelas XI. Dan sesuai dengan ketentuannya, bahwa tahun ini ada sekitar 10% siswa sma ini akan dipulangkan. Dan di kelas ini ada 3 orang yang hasil  belajarnya kurang baik dan terpaksa di pulangkan,” ucap Her Ahmad selaku wali kelasnya.
“ Her harap yang terpaksa dipulangkan janganlah berkecil hati. Sekolah ini bukan tempat satu-satunya untuk menuntut pendidikan, mungkin di luar kalian bisa meraih prestasi yang lebih baik. Dan yang selamat, tolong tingkatkan lagi cara belajarnya. Sebelum di bagikan, ada pertanyaan?” sambung Her Ahmad.
“ her…” salah seorang siswa mengangkat tangannya.
“ya,”
“ siapa saja yang dipulangkan Her,”
“ untuk yang itu nanti saja….” Jawab Her. “masih ada yang ingin ditanyakan?” lanjut Her.
Semua siswa diam, diam dengan wajah penuh ketakutan dan penasaran siapa sajakah yang akan dipulangkan.
Pembagian hasil ujian pun dilakukan, dan ternyata salah seorang dari siswa yang dipulangkan adalah Resi, kekasihnya Angga. Resi menangis, sedangkan Angga hanya terpaku di samping orang yang dia cintai. Angga tidak tahu apa yang harus dilakukan agar Resi berhenti menangis, Angga benar-benar tidak menyangka dengan apa yang sedang di alaminya, dia tak menyangka Resi termasuk siswa yang harus DO.
Semua siswa saling bersalaman dan berpelukan, suasana penuh haru.  Hari ini mereka akan pulang, dan selama seminggu mereka akan di liburkan.
Beberapa orang tua sudah datang menjemput anaknya, begitu juga dengan orang tua resi. Resi hanya menangis saat bertemu orang tuanya. Resi segera mengambil barangnya yang ada di kamarnya, dan tanpa berkata apa-apa pada Angga Resi lansung pulang. Bukannya dia menyalahkan Angga atas semua ini, dia hanya malu bertemu dengan keadaan yang menimpanya.
Sedangkan Angga hanya bisa melihat Resi pulang dari jauh, hati angga benar-benar sakit. Beribu pertanyaan muncul dalam hatinya, ‘Mengapa ini harus terjadi pada Resi?’ ‘Mengapa harus ada aturan seperti ini di SMA PINTAR?’ ‘Apa yang harus aku lakukan?’

***
Di rumahpun masih terlihat bekas-bekas kesedihan Resi, namun dia sudah bisa sedikit menenangkan diri dan menerima kenyataan. Namun pikirannya tak lepas dari orang yang dicintainya, Angga. Dia teringat akan janji Angga akan datang ke rumahnya, akankah Angga akan datang?
Ternyata Angga tak jauh berbeda, pikiran Angga tak lepas dari Resi. Angga tak pernah melupakan janjinya, Anggapun sudah membulatkan tekad bahwa hari ini dia akan ke rumah Resi.
Resi benar-benar terkejut kedatangan Angga, dia tak menyangka Angga tetap akan datang ke rumahnya. Sungguh, Resi benar-benar sangat senang. Dia sempat berfikir bahwa tidak mungkin Angga masih menerimanya, dan tak mungkin Angga akan dating. Namun ternyata Angga bukanlah lelaki seperti itu, dia tidak berubah sedikitpun dan dia menepati janjinya.
Dengan senyuman, Angga menyapa Resi. Resi membalas senyuman itu dengan senyuman termanisnya. Angga lansung mengajak Resi main ke Taluk Kuantan, mengukir kenangan untuk pertama kalinya mereka jalan berdua.
Hari ini terasa singkat bagi Angga dan Resi, seharian mereka bersama menelusuri taluk kuantan, jalan-jalan ke Air Terjun Guruh Gemurai, dan makan Bakso bersama. Hari ini mereka lalui dengan penuh kebahagiaan. Dan tak terasa waktu terus bberjalan, sudah saatnya Angga pulang.
“ Jaga dirimu baik-baik yah, Terus semangat. Dan satu hal yang harus kamu ketahui, aku tidak akan pernah melupakanmu. Aku janji aku tidak akan berubah, aku harap kamu juga sama,” ucap Angga.
“ aku janji, aku juga tidak akan berubah,” balas Resi.
“ baiklah, aku pulang dulu. Kalau ada waktu aku pasti akan kesini lagi.”
“  hati-hati yah,” ucap Resi sambil tersenyum manis.
Angga membalas senyuman itu, dia menghidupkan motornya. Sebelum berangkat, untuk terakhir kalinya dia menatap Resi. Berat hatinya untuk meninggalkan Resi, namun harus di lakukan. Angga segera menjalankan motornya, dan Resi hanya bisa menatap kepergian Angga sampai motor itu benar-benar lenyap dari pandangannya.

***

Lamunan Angga terhenti dikarenakan bunyi bel masuk kelas, dan dia segera memasuki kelas. Dia menatap sebuah bangku kosong di pojok, tempat dimana Resi dan dia sering duduk berdekatan. Pandangannya pada kursi kosong itu begitu dalam, seolah-olah Resi duduk di kursi tersebut. Dengan diiringi senyuman dia melangkah menuju kursi itu dan duduk di tempat dimana sebelumnya dia duduk. Angga tak peduli walaupun Resi tak ada di dekatnya, karena Resi akan selalu ada dalam hatinya. Itulah yang terpenting……
SABTU, 10 MARET 2012

0 komentar:

Posting Komentar