CINTAKU DI S_Tar
By:
E G O N
Diam, Dia hanya diam saat ku tanya apa sebenarnya yang tlah
terjadi.
‘’Ntan, apa yang sebenarnya
terjadi?’’. Tetap saja Intan diam dan menundukkan kepalanya.
Intan adalah teman sekolah ku di
SMA N Pintar Kuantan Singingi, kami sama-sama baru masuk ke SMA ini. Baru 5
bulan kami sekolah di sini, tapi kami sudah jadi teman baik. Selain karena satu
angkatan, kami juga dalam satu group band. Hal ini yang membuat kami dekat, dan
akupun sudah cukup mengenalnya dengan baik Intan sering curhat pada aku, dia
menceritakan masalahnya meskipun itu bersifat pribadi.
Salah satu yang sering Intan
curahkan adalah masalah hatinya, dia sering meminta saran maupun kritikan
tentang hubungannya dengan kekasihnya yang juga temanku, namanya Alan. Aku
lebih kenal dulu dengan Alan, dan dari Alan inilah aku kenal dengan Intan.
Akhir-akhir ini hubungan Intan
dan Alan kurang baik, ntah apa penyebab pastinya. Tapi sedikit aku tahu
bagaimana hubungan mereka, hubungan yang selama ini sangat harmonis tiba-tiba
berubah. Bahkan sekarang ku dengar hubungan yang harmonis itu telah berakhir
dan inilah yang ku tanyakan pada Intan. Tapi Intan hanya diam, menundukkan
kepala dengan raut wajah yang sayup. Dan hal ini membuatku menghentikan
pertanyaanku, ku tak ingin dia semakin sedih karena pertanyaanku. Ku putuskan
untuk mengundurkan semua pertanyaanku………
***
Terdengar
canda tawa dari siswa baru sma pintar setelah selesai mengikuti MOS, seperti
baru merdeka dari penjajah. Begitupun dengan sekelompok wanita, mereka bicara
dengan penuh kebahagiaan. Ya, ada 4 orang wanita disana diantaranya Intan, Delfa,
Mega dan Lisa.
‘’akhirnya bebas juga….’’ucap
Delfa.
‘’iya Del, sekarang kita
bebas. Tak ada yang akan ngerjain kita lagi.’’ Mega pun lansung menanggapi
ucapan Delfa. Delfa dan Mega bicara dengan asyiknya, mereka tak menyadari Intan
yang sejak tadi diam sedang memikirkan sesuatu.
‘’ada apa,Ntan?’’ ucap Lisa
yang sejak tadi memperhatikan Intan.
‘’gak ada apa-apa kok’’.
‘’sudah Ntan, jujur aja.
Aku tahu kamu lagi memikirkan sesuatu, ada apa?’’ Lisa kembali mengulangi
pertanyaannya.
’’kamu tahu Alan gak, itu anak yang akhir-akhir ini dekatin
kita?’’.
’’oh dia, ada apa sih dengan tu anak.’’.
‘’ada yang aneh saja’’,
ucap Intan.
’’sudahlah, ngapain mikirin tu anak. Lebih baik kita keasrama,
mandi dan tidur. Besokkan sekolah akan dimulai, lets go…’’ ucap Lisa. Akhirnya
kedua remaja itu pergi, tapi Intan masih terlihat penasaran.
Tak terasa sudah satu minggu sekolah
berlangsung, dan hari ini semua siswa diizinkan pulang. Semua siswa saling
menyalami teman-temannya.
’’nanti kalau sudah sampai rumah, sms ya Del’’ucap Intan.
’’tentu’’ balas Delfa singkat.
‘’aku pulang duluan ya, aku
sudah di jemput’’.
‘’hati-hati ya Ntan’’ balas
Delfa.
Intan pun segera
mengayunkan kakinya menuju orang tuanya. Setelah menyalami ortunya, Intan
langsung berangkat karena rumahnya cukup jauh. Baru motor yang dinaikinya
bergerak, tak sengaja Intan melihat Alan yang juga melihatnya dengan suatu
senyuman. Hati Intan pun berdegup kencang melihat senyuman itu dan membalas
senyumannya….
‘’Ternyata suasana di rumah tak jauh berbeda dengan
sebelumnya’’,ucap Intan saat baru sampai di rumahnya yang sudah satu minggu di
tinggalkan karena Intan hidup di asrama sekolah. Intan langsung masuk dan
merebahkan tubuhnya ke kamar karena kelelahan. Maklum, di sekolah waktu
istirahat sedikit dan perjalanan pulang cukup jauh.
Pikiran Intan menerawang jauh mengingat sekolah dan teman-teman barunya. Namun lamunan itu
buyar saat hp nya berdering, ada pesan masuk. Pesan itu datang dari Alan, dia
hanya mengucapkan selamat sore. Intan pun membalas sms itu, dan aksi balas sms
ini merekapun menjadi terasa dekat.
Setelah sekian lama sms-an, Intan terkejut dengan sms balasan Alan
sangat sulit dipercaya. Alan mengungkapkan perasaanya bahwa dia menyukai Intan.
Intan pun menjadi resah, bukan karena dia tidak suka pada cowox itu tapi Intan
sudah punya pacar. Cukup lama Intan berpikir, akhirnya dia memutuskan menerima
Alan dan akan mengakhiri hubungan dengan pacar lamanya.
Intan langsung membalas sms
dari Alan dan menyatakan bahwa dia juga mencintai Alan. Pada saat itu pun Intan
mengakhiri hubungannya dengan pacarnya lewat hp nya tanpa memikirkan perasaan
pacarnya itu. Sms antara Intan dan Alan berlangsung hingga larut malam……………
***
Hanya satu hari Intan di
rumahnya, kini saat nya dia kembali ke sekolah. Kembali terkurung dalam dalam
sekolah yang begitu megah, kembali bertemu teman barunya yang berasal dari
berbagai daerah di kuantan singing.
Di sekolah Intan sering menghabiskan waktu dengan teman-temannya
dan bersama Alan. Disinilah aku kenal dengan Intan karena aku selalu bersama
Alan. Aku dan Alan telah membuat sebuah grup band, dan atas keinginan Alan yang
ingin Intan masuk dalam band itu. Maka aku mengizin untuk Intan masuk dalam
band ini sebagai vokalis yang akan di duetkan denganku.
Sudah empat bulan hubungan Intan dan Alan berlansung, semua
berjalan dengan penuh kebahagiaan. Hingga pada suatu saat ketika sedang latihan
band, entah kenapa Alan sebagai gitaris memainkan gitarnya secara acak-acakan.
Dan ini membuat personil lainnya sedikit emosi, dan saat ditegur dia hanya diam
dan pergi tanpa kata meninggalkan ruangan latihan.
‘’dia kenapa Ntan?’’ Tanya ku pada Intan.
’’gak tau , perasaan tadi dia baik-baik saja’’, balasnya.
Aku memaksakan pikiranku
untuk berfikir, menganalisa apa yang terjadi.pemikiranku terhenti saat ada satu
hal yang muncul dalam benakku.
’’apa jangan-jangan dia….” Aku menghentikan ucapanku karena aku
merasa hal itu tak begitu besar kebenarannya.
“ada apa Gon?” Tanya Intan.
”gak ada apa-apa kok”.
”Jangan bohong Gon, aku tahu ada sesuatu”,ucap Intan menatap
tajam.
Aku tetap saja diam.
“ Egon, ada apa. Bilang lah…” Intan semakin memaksa.
”begini, apakah mungkin Alan marah karena cemburu”
“cemburu? Sama siapa?”.
”sepertinya dia marah karena aku nyanyi duet sama kamu”.
” Masa iya…” balas Intan seolah-olah tak percaya.
”trus apa lagi coba,” aku berusaha meyakinkan Intan.
Intan pun hanya diam.
”baiklah latihan hari ini sampai di sini saja, besok kalau ada
waktu kita latihan kembali” ucapku.
Dan akhirnya perkumpulan
itupun bubar.
Sejak kejadian itu kami tidak
pernah lagi latihan, semua masalah itu kami diamkan karena kami yakin semuanya
akan kembali seperti semula seiring dengan berjalannya waktu. Diantara kami
hanya Alan yang terasa asing, dia hanya diam saat bertemu dengan kami meskipun
dia berpapasan dengan Intan yang saat ini masih kekasihnya. Kami benar-benar
tidak mengerti dengan apa yang terjadi, entah apa penyebabnya Alan seperti itu.
Tapi aku tak terlalu peduli dengan masalah itu, sampai ku dengar sebuah berita
buruk….
“apa…?” Intan seakan tak percaya dengan beritu itu,
“serius Gon?” ujarnya.
“sumpah Ntan, dia sendiri
yang bilang kalau dia ingin keluar dari band kita” aku berusaha meyakinkan
Intan.
“tapi kenapa….?”
“aku juga tidak tahu…”
Wajah Intan berubah, dia terlihat tak bisa menerima hal ini. “trus
sekarang gimana donk Gon……”ucap Intan sayup.
“ kita jalani saja semuanya, kita tetap akan melangkah walau pun
tanpa Alan. Tapi ada satu hal yang benar-benar tak aku bisa pahami….”
“ ada apa Gon?”
“sekarang dia bergabung dengan band lain….”
“apa…….” Intan benar-benar terlihat sangat emosional.
“memang sulit dipercaya, tapi itulah kenyataanya, dia sendiri yang
mengatakan itu padaku.”
“kalau begitu, ayo pergi…” Intan lansung berdiri.
“kemana?”
“mencari Alan”
“untuk apa?”
“aku ingin bicara dengannya dan memastikan semuanya?” ucap Intan
dengan nada sedikit tinggi.
“sebaiknya jangan Ntan”
“kenapa?”
“ini tak akan menyelesaikan masalah, malahan ini hanya akan
menambah masalah. Jangan hanya gara-gara ini kalian bertengkar”aku berusaha
menahan Intan.
“tapi Gon…i
“sudahlah, sebaiknya kau tenangkan pikaranmu” Aku lansung memotong
pembicaraan Intan.
Intan pun hanya diam, dia terlihat sangat kesal.
“sebaiknya kita segera ke asrama, sebentar lagi waktu shalat asar
masuk” ucapku mengakhiri pembicaraan. Kami segera bubar untuk kembali ke
asrama.
Sebenarnya ada satu hal yang
ingin aku sampaikan pada Intan, tapi aku ragu akan kebenaran tantang hal itu.
Dan keraguan itu sudah lenyap setelah aku melihat sendiri Alan sedang bersama dengan
seorang perempuan, perempuan itu tak lain adalah Lisa, teman Intan sendiri.
Dan ku dengar pertemanan
Intan dan Lisa sedang tidak baik, ntah
apa penyebabnya. Dan ku juga sering melihat Lisa dan Alan dekat, tapi ku pikir
mereka hanya temanan. Tak diragukan lagi, Alan sepertinya suka sama Lisa, tapi
bagaimana dengan Intan? Setega itukah Alan?
***
Malam itu Intan keluar untuk menemui Alan, Intan ingin memastikan
sesuatu. Intan sudah tahu tantang kedekatan Alan dengan Lisa, dan Alan pun bersikap
acuh tak acuh pada Intan. Intan merasa seperti kekasih tak dianggap, dan inilah
yang ingin dia pastikan.
“
ada apa ” ucap Alan saat bertemu Intan.
“
ada yang ingin aku tanyakan “
“
apa yang ingin kamu tanyakan?”
“
kenapa akhir-akhir ini kamu berubah?”
“ berubah apanya?” ucap Alan
dengan santainya.
“
sebaiknya katakan saja semuanya, kalau memang sudah tidak suka padaku sebaiknya
katakan secara lansung” ucap intan.
Mendengar
perkataan Intan, Alan hanya diam.
“
trus sekarang gimana “ ucapnya lagi.
Tetap
saja Alan diam.
“
apakah semuanya kita akhiri saja?” Tanya Intan.
“
entahlah” balas Alan dengan nada agak rendah.
“ ya sudah, Sampai disini saja” ucap Intan singkat.
“ ya sudah, Sampai disini saja” ucap Intan singkat.
Setelah
berkata seperti itu, Intan lansung pergi ke asrama. Sungguh, hati Intan sangat
sakit karena sesungguhnya dia masih suka sama Alan. Namun dia tidak ingin di
permainkan, mau tak mau semuanya harus di akhiri walaupun terasa sakit.
***
“
Begitulah Ber, sampai sekarang aku masih belum bisa
menerima kejadian malam tadi” ucap Intan dengan nada yang pelan, menggambarkan
betapa sakit hatinya.
“
memang itu sangat menyakitkan, tapi tak ada gunanya kamu terus mengingat semua
itu. Mungkin ini yang terbaik, lelaki banci seperti itu tak pantas untukmu.
Masih banyak yang lebih baik, masih banyak orang yang bisa menghargai dan
menerimamu. Maka, berhentilah kamu ber sedih dalam masalah ini.”
“
tapi, apakah mungkin aku bisa melupakannya?” ucap Intan dengan nada keraguan.
“
tak ada yang tak mungkin, asalkan kamu benar-benar ingin melupakannya pasti
kamu bisa.”
“
tapi bagaimana caranya?”
“
yang pertama yang harus kamu lakukan adalah ingat bahwa dia telah menyakitimu,
ingat semua yang buruk padanya, ingat semua kenangan pahit yang tlah kamu dapat
darinya.”
“ ya, akan ku coba melakukan itu,”
“
satu hal yang harus kamu lakukan, kamu harus mencari kesibukan. Jangan sampai
gara-gara ini nanti belajarmu terganggu. Sekarang sebaiknya kamu kembali ke
asrama, tenangkan pikiranmu.”
“
yah, sekali lagi terima kasih Ber”
Intan
pun berdiri,
“
kan teman….” Ucapku sembari tersenyum.
Akhirnya
pembicaraanpun selesai, setidaknya Intan sudah mulai tenang dan sepertinya
bebannya sudah sedikit berkurang. Semoga saja dia kuat dalam masalah ini,
semoga semua ini cepat berlalu pergi. Cinta memang tak selamanya indah, ada
kalanya cinta membawa luka. Beribu kenangan indah kini hilang dalam sekejap
hanya karena satu luka.
Tapi
seandainya mereka bisa saling memahami dan bisa saling menerima kekurangan, ini
tak akn terjadi. Tapi tak ku sangka masih ada lelaki yang pengecut seperti itu.
Lelaki yang tak punya perasaan, bisa-bisanya menyakiti hati seorang perempuan.
Semoga aku tidak termasuk lelaki seperti itu…….!!!
RABU, 15 FEBRUARY 2012
“ DISAAT KAMU MENCOBA MELUPAKAN
SESEORANG, DISAAT ITULAH KAMU MENGINGATNYA”
0 komentar:
Posting Komentar