Pacarku
di DO
B Y : E
G O N
Hari ini hari pertama sekolah, terdengar canda tawa penuh
bahagia dari siswa maupun siswi SMA N PINTAR. Mereka saling berjabat tangan,
sudah seminggu mereka tidak bertemu karena liburan semester. Dan kini mereka
kembali berkumpul dalam suasana dan kelas yang berbeda. Semua gembira karena
naik ke kelas yang lebih tinggi. Begitu juga dengan siswa baru, mereka berusaha
beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Suasana begitu ramai dan penuh
kesenangan.
Tetapi tidak dengan Angga, tak terlihat sedikitpun
kebahagiaan di wajahnya. Padahal hari ini hari pertama sekolah, dan sekarang
dia sudah kelas XII. Ntah apa yang
terjadi, yang jelas dia terlihat murung, pikirannya menghayal entah kemana……..
***
Hari ini begitu menegangkan, seluruh siswa telah selesai
melaksanakan ujian semester genap. Dan hari ini hari penerimaan hasil ujian,
inilah yang membuat seluruh siswa cemas. Mereka takut jika tidak naik kelas,
karena sesuai dengan peraturannya bahwa siswa yang tidak naik kelas maka akan
di keluarkan alias di DO.
Beberapa waktu sebelum penerimaan, seluruh siswa sibuk
berbincang dengan teman-temannya. Berbincang tentang berbagai hal, mulai dari
perkiraan nilai ujian sampai liburan.
Begitu juga dengan sepasang sejoli, sepasang kekasih yang
telah cukup lama menjalin hubungan. Mereka tidak peduli dengan aturan sekolah
yang menyatakan bahwa siswa tidak boleh pacaran. Sepasang kekasih itu adalah
Angga dan Resi.
“ kok perasaanku tidak enak ya?” ucap Resi dengan wajah
tegang.
“ jangan terlalu difikirkan” Angga berusaha menenangkan
Resi.
“ tapi bagaimana jika……..”
“ jangan bicara seperti itu, kamu harus percaya diri”
Angga lansung memotong ucapan Resi.
“ mudah-mudahan tidak yah….”
“ AMIN….” Sambut Angga.
“ oh ya, liburan besok boleh gak aku main ke rumahmu?”
Tanya Angga.
“ boleh lah, tapi gak apa-apa? Dari Guntor ke LTD kan
jauh….” Balas Resi.
“ Gak apa-apa kok….”
“ benar nih mau datang, nanti aku tunggu loh”
“ aku janji….” Ucap angga sambil tersenyum.
Disaat perbincangan sedang berlanjut, bel berdering
petanda penerimaan hasil ujian akan dibagikan. Pembagiannya dilaksanakan di
kelas masing-masing oleh tiap wali kelas. Angga dan resi segera masuk kelas,
mereka adalah siswa kelas XI IPA 2.
“ baik lah, Hari ini adalah hari penerimaan hasil belajar
kalian selama di kelas XI. Dan sesuai dengan ketentuannya, bahwa tahun ini ada
sekitar 10% siswa sma ini akan dipulangkan. Dan di kelas ini ada 3 orang yang
hasil belajarnya kurang baik dan
terpaksa di pulangkan,” ucap Her Ahmad selaku wali kelasnya.
“ Her harap
yang terpaksa dipulangkan janganlah berkecil hati. Sekolah ini bukan tempat
satu-satunya untuk menuntut pendidikan, mungkin di luar kalian bisa meraih
prestasi yang lebih baik. Dan yang selamat, tolong tingkatkan lagi cara
belajarnya. Sebelum di bagikan, ada pertanyaan?” sambung Her Ahmad.
“ her…” salah
seorang siswa mengangkat tangannya.
“ya,”
“ siapa saja
yang dipulangkan Her,”
“ untuk yang
itu nanti saja….” Jawab Her. “masih ada yang ingin ditanyakan?” lanjut Her.
Semua siswa
diam, diam dengan wajah penuh ketakutan dan penasaran siapa sajakah yang akan
dipulangkan.
Pembagian
hasil ujian pun dilakukan, dan ternyata salah seorang dari siswa yang
dipulangkan adalah Resi, kekasihnya Angga. Resi menangis, sedangkan Angga hanya
terpaku di samping orang yang dia cintai. Angga tidak tahu apa yang harus
dilakukan agar Resi berhenti menangis, Angga benar-benar tidak menyangka dengan
apa yang sedang di alaminya, dia tak menyangka Resi termasuk siswa yang harus
DO.
Semua siswa
saling bersalaman dan berpelukan, suasana penuh haru. Hari ini mereka akan pulang, dan selama
seminggu mereka akan di liburkan.
Beberapa
orang tua sudah datang menjemput anaknya, begitu juga dengan orang tua resi.
Resi hanya menangis saat bertemu orang tuanya. Resi segera mengambil barangnya
yang ada di kamarnya, dan tanpa berkata apa-apa pada Angga Resi lansung pulang.
Bukannya dia menyalahkan Angga atas semua ini, dia hanya malu bertemu dengan
keadaan yang menimpanya.
Sedangkan
Angga hanya bisa melihat Resi pulang dari jauh, hati angga benar-benar sakit.
Beribu pertanyaan muncul dalam hatinya, ‘Mengapa ini harus terjadi pada Resi?’ ‘Mengapa
harus ada aturan seperti ini di SMA PINTAR?’ ‘Apa yang harus aku lakukan?’
***
Di rumahpun
masih terlihat bekas-bekas kesedihan Resi, namun dia sudah bisa sedikit
menenangkan diri dan menerima kenyataan. Namun pikirannya tak lepas dari orang
yang dicintainya, Angga. Dia teringat akan janji Angga akan datang ke rumahnya,
akankah Angga akan datang?
Ternyata
Angga tak jauh berbeda, pikiran Angga tak lepas dari Resi. Angga tak pernah
melupakan janjinya, Anggapun sudah membulatkan tekad bahwa hari ini dia akan ke
rumah Resi.
Resi
benar-benar terkejut kedatangan Angga, dia tak menyangka Angga tetap akan
datang ke rumahnya. Sungguh, Resi benar-benar sangat senang. Dia sempat
berfikir bahwa tidak mungkin Angga masih menerimanya, dan tak mungkin Angga
akan dating. Namun ternyata Angga bukanlah lelaki seperti itu, dia tidak
berubah sedikitpun dan dia menepati janjinya.
Dengan
senyuman, Angga menyapa Resi. Resi membalas senyuman itu dengan senyuman
termanisnya. Angga lansung mengajak Resi main ke Taluk Kuantan, mengukir
kenangan untuk pertama kalinya mereka jalan berdua.
Hari ini
terasa singkat bagi Angga dan Resi, seharian mereka bersama menelusuri taluk
kuantan, jalan-jalan ke Air Terjun Guruh Gemurai, dan makan Bakso bersama. Hari
ini mereka lalui dengan penuh kebahagiaan. Dan tak terasa waktu terus
bberjalan, sudah saatnya Angga pulang.
“ Jaga dirimu
baik-baik yah, Terus semangat. Dan satu hal yang harus kamu ketahui, aku tidak
akan pernah melupakanmu. Aku janji aku tidak akan berubah, aku harap kamu juga
sama,” ucap Angga.
“ aku janji,
aku juga tidak akan berubah,” balas Resi.
“ baiklah,
aku pulang dulu. Kalau ada waktu aku pasti akan kesini lagi.”
“ hati-hati yah,” ucap Resi sambil tersenyum
manis.
Angga
membalas senyuman itu, dia menghidupkan motornya. Sebelum berangkat, untuk
terakhir kalinya dia menatap Resi. Berat hatinya untuk meninggalkan Resi, namun
harus di lakukan. Angga segera menjalankan motornya, dan Resi hanya bisa
menatap kepergian Angga sampai motor itu benar-benar lenyap dari pandangannya.
***
Lamunan Angga
terhenti dikarenakan bunyi bel masuk kelas, dan dia segera memasuki kelas. Dia
menatap sebuah bangku kosong di pojok, tempat dimana Resi dan dia sering duduk
berdekatan. Pandangannya pada kursi kosong itu begitu dalam, seolah-olah Resi
duduk di kursi tersebut. Dengan diiringi senyuman dia melangkah menuju kursi
itu dan duduk di tempat dimana sebelumnya dia duduk. Angga tak peduli walaupun
Resi tak ada di dekatnya, karena Resi akan selalu ada dalam hatinya. Itulah
yang terpenting……
SABTU, 10 MARET 2012