KENAPA
ISLAM MENGHARAMKAN BABI
(Khazanah
Islam Trans 7)
Fakta-fakta berikut cukup membuat seseorang
untuk segera menjauhi babi:
⊙
1. Babi adalah hewan yang kerakusannya dalam makan tidak tertandingi hewan
lain. Ia makan semua makanan di depannya. Jika perutnya telah penuh atau
makanannya telah habis, ia akan memuntahkan isi perutnya dan memakannya lagi,
untuk memuaskan kerakusannya. Ia tidak akan berhenti makan, bahkan memakan
muntahannya.
⊙
2. Ia memakan semua yang bisa dimakan di hadapannya. Memakan kotoran apa pun di
depannya, entah kotoran manusia, hewan atau tumbuhan, bahkan memakan kotorannya
sendiri, hingga tidak ada lagi yang bisa dimakan di hadapannya.
⊙
3. Ia mengencingi kotoranya dan memakannya jika berada di hadapannya, kemudian
memakannya kembali.
⊙
4. Ia memakan sampah, busuk-busukan, dan kotoran hewan.
⊙
5. Ia adalah hewan mamalia satu-satunya yang memakan tanah, memakannya dalam
jumlah besar dan dalam waktu lama, jika dibiarkan.
⊙
6. Kulit orang yang memakan babi akan mengeluarkan bau yang tidak sedap.
⊙7.
Penelitian ilmiah modern di dua negara Timur dan Barat, yaitu Cina dan Swedia
--Cina mayoritas penduduknya penyembah berhala, sedangkan Swedia mayoritas
penduduknya sekular-- menyatakan: daging babi merupakan merupakan penyebab
utama kanker anus dan kolon. Persentase penderita penyakit ini di negara-negara
yang penduduknya memakan babi, meningkat secara drastis. Terutama di
negara-negara Eropa, dan Amerika, serta di negara-negara Asia (seperti Cina dan
India). Sementara di negara-negara Islam, persentasenya amat rendah, sekitar
1/1000. Hasil penelitian ini dipublikasikan pada 1986, dalam Konferensi Tahunan
Sedunia tentang Penyakit Alat Pencernaan, yang diadakan di Sao Paulo.
Kini kita tahu betapa besar hikmah Allah
mengharamkan daging dan lemak babi. Untuk diketahui bersama, pengharaman
tersebut tidak hanya daging babi saja, namun juga semua makanan yang diproses
dengan lemak babi, seperti beberapa jenis permen dan coklat, juga beberapa
jenis roti yang bagian atasnya disiram dengan lemak babi. Kesimpulannya, semua
hal yang menggunakan lemak hewan hendaknya diperhatikan sebelum disantap. Kita
tidak memakannya kecuali setelah yakin bahwa makanan itu tidak mengandung lemak
atau minyak babi, sehingga kita tidak terjatuh ke dalam kemaksiatan terhadap
Allah SWT, dan tidak terkena bahaya-bahaya yang melatarbelakangi Allah SWT
mengharamkan daging dan lemak babi.
Dari buku: Hidangan Islami: Ulasan
Komprehensif Berdasarkan Syari'at dan Sains Modern
0 komentar:
Posting Komentar