Sabtu, 15 November 2014

KETIKA SANG DOSEN HARUS DICERDASKAN



Ketika Sang Dosen Harus Dicerdaskan
(Khazanah Islam Trans 7)

 Mungkin ini cerita lama yang bagi sebagian orang sudah 'Basi'. Namun dengan melihat perkembangan Islam Liberal di Indonesia yang semakin menjadi-jadi, sudah selayaknya sebagai umat Islam kita menyebarkan kembali 'cerita' ini.

 Seorang dosen di sebuah kelas berkata, “Saya bingung. Banyak Umat Islam di seluruh dunia lebay. Kenapa harus protes dan demo besar-besaran cuma karena tentara amerika menginjak, meludahi dan mengencingi Al-Quran? Wong yang dibakar kan cuma kertas, cuma media tempat Quran ditulis saja kok. Yang Qurannya kan ada di LauhMahfuzh. Dasar ndeso. Saya kira banyak muslim yang mesti dicerdaskan.”

 Meskipun pongah, namun banyak mahasiswa yang setuju dengan pendapat dosen liberal ini.

 Tak lama sebuah langkah kaki memecah kesunyian kelas. Seorang mahasiswa mendekati dosen itu kemudian mengambil diktat kuliah si dosen, dan membaca sedikit sambil sesekali menatap tajam si dosen. Kelas makin hening, para mahasiswa tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

 “Wah, saya sangat terkesan dengan hasil analisis bapak yang ada di sini,” ujarnya-sambil membolak balik halaman diktat tersebut.

 “Hhuuhhh…” semua orang di kelas itu lega karena mengira ada yang tidak beres.

 Namun Tiba-tiba sang mahasiswa meludahi, menghempaskan dan kemudian menginjak-injak- diktat dosen tersebut.

 Kelas menjadi heboh.

 Semua orang kaget, tak terkecual sang dosen.

 “Kamu? Berani melecehkan saya? Kamu tahu apa yang kamu lakukan? Kamu menghina karya ilmiah hasil pemikiran saya? Lancang kamu ya?” hardik si dosen.

 Si dosen melayangkan tangannya ke arah kepala sang mahasiswa, namun dengan cekatan, mahasiwa itu menangkis dan menangkap tangan si dosen.

 “Marah ya, Pak? Saya kan cuma menginjak kertas. Ilmu dan pikiran yang Bapak punya kan ada di kepala Bapak. Ngapain Bapak marah kalau yang saya injak cuma media buku? Wong yang saya injak bukan kepala Bapak. Kayaknya Bapak yang perlu dicerdaskan ya?” ujar si mahasiswa.

 Si dosen merapikan pakaiannya dan segera meninggalkan kelas dengan perasaan malu.

0 komentar:

Posting Komentar