KERUNTUHAN TEORI EVOLUSI
(Harun Yahya)
BAB 16
KESIMPULAN: EVOLUSI ADALAH SEBUAH KEBOHONGAN
Masih banyak
bukti dan hukum-hukum ilmiah lain yang menggugurkan teori evolusi. Namun dalam
buku ini kita hanya membahas beberapa di antara-nya. Itu pun seharusnya sudah
cukup untuk menyingkap se-buah kebenaran terpenting. Meskipun ditutup-tutupi
dengan kedok ilmu pengetahuan, teori evolusi hanyalah sebuah kebohongan;
kebohongan yang dipertahankan hanya untuk kepentingan filsafat materialistis.
Kebohongan yang tidak berdasarkan pada ilmu pengetahuan tetapi pada pencucian
otak, propaganda dan penipuan.
Berikut ini
adalah rangkuman dari pembahasan sejauh ini:
TEORI EVOLUSI TELAH RUNTUH
Sejak langkah
pertamanya, teori evolusi telah gagal. Buktinya, evolusionis tidak mampu
menjelaskan proses pembentukan satu protein pun. Baik hukum probabilitas maupun
hukum fisika dan kimia tidak memberikan peluang sama sekali bagi pembentukan
kehidupan secara kebetulan.
Bila satu
protein saja tidak dapat terbentuk secara kebetulan, apakah masuk akal jika
jutaan protein menyatukan diri membentuk sel, lalu milyaran sel secara
kebetulan pula menyatukan diri membentuk organ-organ hidup, lalu membentuk
ikan, kemudian ikan beralih ke darat, menjadi reptil, dan akhirnya menjadi burung?
Begitukah cara jutaan spesies di bumi terbentuk?
Meskipun
tidak masuk akal bagi Anda, evolusionis benar-benar meyakini dongeng ini.
Evolusi lebih
merupakan sebuah kepercayaan - atau tepatnya keyakinan - karena mereka tidak
mempunyai bukti satu pun untuk cerita mereka. Mereka tidak pernah menemukan
satu pun bentuk peralihan seperti makhluk setengah ikan-setengah reptil, atau
makhluk setengah reptil-setengah burung. Mereka pun tidak mampu membuktikan
bahwa satu protein, atau bahkan satu molekul asam amino penyusun protein dapat
terbentuk dalam kondisi yang mereka sebut sebagai kondisi bumi purba. Bahkan
dalam laboratorium yang canggih, mereka tidak berhasil membentuk protein.
Sebaliknya, melalui seluruh upaya mereka, evolusionis sendiri malah menunjukkan
bahwa proses evolusi tidak dapat dan tidak pernah terjadi di bumi ini.
DI MASA MENDATANG PUN EVOLUSI TIDAK DAPAT DIBUKTIKAN
Menghadapi
kenyataan ini, evolusionis hanya dapat menghibur diri dengan khayalan bahwa
suatu saat nanti, entah bagaimana caranya, ilmu pengetahuan akan menjawab semua
dilema ini. Mengharapkan ilmu pengetahuan akan membenarkan semua pernyataan
tidak berdasar dan tidak masuk akal ini adalah hal yang mustahil, sampai kapan
pun. Sebaliknya, sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, kemustahilan
pernyataan evolusionis akan semakin terbuka dan semakin jelas.
Begitulah
yang terjadi sejauh ini. Semakin terperinci struktur dan fungsi sel diketahui,
semakin jelas bahwa sel bukan susunan sederhana yang terbentuk secara acak,
seperti pemahaman biologis primitif masa Darwin.
Rasa percaya
diri berlebihan dalam menolak fakta penciptaan dan menyatakan bahwa kehidupan
berasal dari kebetulan-kebetulan yang mustahil, lalu berkeras
mempertahankannya, kelak akan berbalik menjadi sumber penghinaan. Ketika wajah
asli dari teori evolusi semakin tersingkap dan opini publik mulai melihat
kebenaran, para pendukung evolusi yang fanatik buta ini tidak akan berani lagi
memperlihatkan wajah mereka.
RINTANGAN TERBESAR BAGI EVOLUSI: JIWA
Banyak
spesies di bumi ini yang mirip satu sama lain. Misalnya, banyak makhluk hidup
yang mirip dengan kuda atau kucing, dan banyak serangga mirip satu dengan
lainnya. Kemiripan seperti ini tidak membuat orang heran.
Sedikit
kemiripan antara manusia dan kera, entah bagaimana terlalu banyak menarik
perhatian. Ketertarikan ini kadang menjadi sangat ekstrem sehingga membuat
beberapa orang mempercayai tesis palsu evolusi. Sebenarnya, kemiripan tampilan
antara manusia dan kera tidak memberikan arti apa-apa. Kumbang tanduk dan badak
juga memiliki kemiripan tampilan, namun menggelikan sekali jika mencari mata
rantai evolusi di antara keduanya hanya berdasarkan kemiripan tampilan saja;
yang satu adalah serangga dan yang lainnya mamalia.
Selain
kemiripan tampilan, kera tidak bisa dikatakan berkerabat lebih dekat dengan
manusia dibandingkan dengan hewan lain. Jika tingkat kecerdasan
dipertimbangkan, maka lebah madu dan laba-laba dapat dikatakan berkerabat lebih
dekat dengan manusia karena keduanya dapat membuat struktur sarang yang menakjubkan.
Dalam beberapa aspek, mereka bahkan lebih unggul.
Terlepas dari
kemiripan tampilan ini, ada perbedaan sangat besar an-tara manusia dan kera.
Berdasarkan tingkat kesadarannya, kera adalah hewan yang tidak berbeda dengan
kuda atau anjing. Sedangkan manusia adalah makhluk sadar, berkeinginan kuat dan
dapat berpikir, berbicara, mengerti, memutuskan, dan menilai. Semua sifat ini
merupakan fungsi jiwa yang dimiliki manusia. Jiwa merupakan perbedaan paling
penting yang jauh memisahkan manusia dari makhluk-makhluk lain. Tak ada satu
pun kemiripan fisik yang dapat menutup jurang lebar di antara manusia dan
makhluk hidup lainnya. Di alam ini, satu-satunya makhluk hidup yang mempunyai
jiwa adalah manusia.
ALLAH MENCIPTA MENURUT KEHENDAK-NYA
Apakah akan menjadi
masalah jika skenario yang diajukan evolusionis benar-benar telah terjadi?
Sedikit pun tidak, karena setiap tahapan yang diajukan teori evolusioner dan
berdasarkan konsep kebetulan, hanya dapat terjadi karena suatu keajaiban.
Bahkan jika kehidupan benar-benar muncul secara berangsur-angsur melalui
tahapan-tahapan demikian, masing-masing tahap hanya dapat dimunculkan oleh
suatu keinginan sadar. Kejadian kebetulan bukan hanya tidak masuk akal,
melainkan juga mustahil.
Jika
dikatakan bahwa sebuah molekul protein telah terbentuk pada kondisi atmosfir
primitif, harus diingat bahwa hukum-hukum probabilitas, biologi dan kimia telah
menunjukkan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi secara kebetulan. Namun jika
kita terpaksa menerima bahwa hal tersebut memang terjadi, maka tidak ada
pilihan lain kecuali mengakui bahwa keberadaannya karena kehendak Sang
Pencipta.
Logika serupa
berlaku juga pada seluruh hipotesis yang diusulkan oleh evolusionis. Misalnya,
tidak ada bukti paleontologis maupun secara pembenaran fisika, kimia, biologi
atau logika yang membuktikan bahwa ikan beralih dari air ke darat dan menjadi
hewan darat. Akan tetapi, jika seseorang membuat pernyataan bahwa ikan
merangkak ke darat dan berubah menjadi reptil, maka dia pun harus menerima
keberadaan Pencipta yang mampu membuat apa pun yang dikehendaki-Nya dengan
hanya mengatakan "jadilah". Penjelasan lain untuk keajaiban semacam
itu berarti penyangkalan diri dan pelanggaran atas prinsip-prinsip akal sehat.
Kenyataannya
telah jelas dan terbukti. Seluruh kehidupan merupakan karya agung yang
dirancang sempurna. Ini selanjutnya memberikan bukti lengkap bagi keberadaan
Pencipta, Pemilik kekuatan, pengetahuan, dan kecerdasan yang tak terhingga.
Pencipta itu
adalah Allah, Tuhan langit dan bumi, dan segala sesuatu di antaranya
* * * * *
Sumber: www.harunyahya.com
0 komentar:
Posting Komentar