KERUNTUHAN TEORI EVOLUSI
(Harun Yahya)
BAB 9 (Bagian B)
HOMO ERECTUS DAN SETELAHNYA: MANUSIA
Menurut skema
rekaan evolusionis, evolusi internal spesies Homo adalah sebagai berikut:
pertama Homo erectus, kemudian Homo sapiens purba dan Manusia Neandertal, lalu
Manusia Cro-Magnon dan terakhir manusia modern. Akan tetapi, semua klasifikasi
ini ternyata hanya ras-ras asli manusia. Perbedaan di antara mereka tidak lebih
dari perbedaan antara orang Inuit (eskimo) dengan negro atau antara pigmi dengan
orang Eropa.
Mari kita
terlebih dulu mengkaji Homo erectus, yang dikatakan sebagai spesies manusia
paling primitif. Kata "erect" berarti "tegak", maka
"Homo erectus" berarti "manusia yang berjalan tegak".
Evolusionis harus memisahkan manusia-manusia ini dari yang sebelumnya dengan
menambahkan ciri "tegak", sebab semua fosil Homo erectus bertubuh
tegak, tidak seperti spesimen Australopithecus atau Homo habilis. Jadi,
tidak terdapat perbedaan antara kerangka manusia modern dan Homo erectus.
Alasan utama
evolusionis mendefinisikan Homo erectus sebagai "primitif" adalah
ukuran tengkoraknya (900-1100 cc) yang lebih kecil dari rata-rata manusia
modern, dan tonjolan alisnya yang tebal. Namun, banyak manusia yang hidup di
dunia sekarang memiliki volume tengkorak sama dengan Homo erectus (misalnya
suku Pigmi) dan ada beberapa ras yang memiliki alis menonjol (seperti suku
Aborigin Australia).
Sudah menjadi
fakta yang disepakati bersama bahwa perbedaan ukuran tengkorak tidak selalu
menunjukkan perbedaan kecerdasan atau kemampuan. Kecerdasan bergantung pada
organisasi internal otak, dan bukan pada volumenya.11
Fosil yang
telah menjadikan Homo erectus terkenal di dunia adalah fosil Manusia Peking
dan Manusia Jawa yang ditemukan di Asia. Akan tetapi, akhirnya diketahui
bahwa dua fosil ini tidak bisa diandalkan. Manusia Peking terdiri dari beberapa
bagian yang terbuat dari plester untuk menggantikan bagian asli yang hilang.
Sedangkan Manusia Jawa "tersusun" dari fragmen-fragmen tengkorak,
ditambah dengan tulang panggul yang ditemukan beberapa meter darinya, tanpa
indikasi bahwa tulang-tulang tersebut berasal dari satu makhluk hidup yang
sama. Itu sebabnya fosil Homo erectus yang ditemukan di Afrika menjadi lebih
penting. (Perlu diketahui pula bahwa sejumlah fosil yang dikatakan sebagai Homo
erectus, oleh sebagian evolusionis dimasukkan ke dalam kelompok kedua yang
diberi nama "Homo ergaster". Ada perbedaan pendapat di antara mereka
tentang masalah ini. Kita akan menganggap semua fosil ini termasuk kelompok Homo
erectus).
HOMO
ERECTUS: RAS MANUSIA KUNO
Homo
erectus berarti "manusia tegak". Semua fosil yang termasuk spesies
ini berasal dari ras-ras manusia tertentu. Karena sebagian besar fosil Homo
erectus tidak memiliki karakteristik yang sama, sungguh sulit mendefinisikan
mereka berdasarkan tengkoraknya. Itu sebabnya peneliti evolusionis yang berbeda
membuat klasifikasi dan penamaan yang berbeda pula. Kiri atas adalah tengkorak
yang ditemukan di Koobi Fora, Afrika pada tahun 1975 yang secara umum
mendefinisikan Homo erectus. Kanan atas adalah tengkorak Homo ergaster KNM-ER
3733, yang masih dipertanyakan.
Ukuran
tengkorak dari beragam fosil Homo erectus ini berkisar antara 900 hingga 1100
cc. Angka ini masih dalam batas ukuran tengkorak manusia modern.
Kerangka
KNM-WT 15000 atau Anak Turkana di sebelah kanan barangkali fosil manusia tertua
dan terlengkap yang pernah ditemukan. Penelitian terhadap fosil yang
di-perkirakan berusia 1,6 juta tahun ini menunjukkan bahwa pemiliknya seorang
anak berusia 12 tahun yang bisa mencapai tinggi dewasa sekitar 1,80 m. Fosil
yang sangat menyerupai ras Neandertal ini adalah salah satu bukti paling kuat
yang menggugurkan kisah evolusi manusia.
Evolusionis
Donald Johnson melukiskan fosil ini sebagai berikut: "Ia tinggi dan kurus.
Bentuk tubuh dan perbandingan antara tangan dan kakinya sama dengan orang
Afrika Khatulistiwa yang hidup saat ini. Ukuran tangan dan kakinya cocok sekali
dengan orang dewasa kulit putih Amerika Utara masa kini."
Spesimen Homo
erectus paling terkenal dari Afrika adalah fosil "Narikotome homo
erectus" atau "Anak Lelaki Turkana", yang ditemukan dekat
danau Turkana, Kenya. Dipastikan bahwa fosil tersebut milik seorang anak laki-laki
berusia 12 tahun, yang mungkin akan mencapai tinggi dewasa 1,83 meter. Struktur
kerangka yang tegak dari fosil tidak berbeda dengan manusia modern. Mengenai
ini, seorang ahli paleoantropologi Amerika, Alan Walker, meragukan kemampuan
ahli patologi kebanyakan untuk membedakan kerangka fosil tersebut dengan
kerangka manusia modern."12 Tentang
tengkorak tersebut, Walker berkata bahwa "tengkorak itu tampak sangat
mirip dengan Neandertal".13 Seperti yang
akan kita temukan pada bab berikutnya, Neandertal adalah ras manusia modern.
Jadi, Homo erectus adalah ras manusia modern juga.
PELAUT
BERUSIA 700 RIBU TAHUN
"Manusia
prasejarah ternyata lebih cerdas dari yang kita duga..."
Berita
yang dimuat di New Scientist pada tanggal 14 Maret 1998 ini mengungkapkan bahwa
manusia yang oleh evolusionis disebut Homo erectus telah melakukan pelayaran
700 ribu tahun lalu. Manusia ini memiliki pengetahuan dan teknologi yang cukup
untuk membangun kapal serta memiliki kebudayaan yang menggunakan alat
perhubungan laut, karenanya tidak bisa dikatakan "primitif".
Bahkan
evolusionis Richard Leakey menyatakan bahwa perbedaan antara Homo erectus dan
manusia modern tidak lebih dari variasi ras:
Perbedaan
bentuk tengkorak, tingkat tonjolan wajah, kekokohan dahi dan sebagainya akan
terlihat. Perbedaan-perbedaan ini mungkin seperti yang kita saksikan saat
ini pada ras-ras manusia modern yang terpisah secara geografis. Variasi
biologis semacam ini muncul ketika populasi-populasi saling terpisah secara
geografis untuk kurun waktu yang lama.14
Prof. William
Laughlin dari Universitas Connecticut melakukan pengujian anatomi menyeluruh
terhadap orang-orang Inuit dan orang-orang yang hidup di kepulauan Aleut. Ia
mendapati mereka sangat mirip dengan Homo erectus. Laughlin berkesimpulan bahwa
semua ras ini ternyata ras-ras yang bervariasi dari Homo sapiens (manusia
modern).
Jika kita
mempertimbangkan perbedaan besar antara kelompok-kelompok yang berjauhan
seperti Eskimo dan Bushman, yang diketahui berasal dari satu spesies Homo
sapiens, maka dapat disimpulkan bahwa Sinanthropus [spesimen erectus-ALC]
termasuk dalam spesies yang sama.15
Di lain
pihak, terdapat jurang pemisah yang lebar antara Homo erectus, suatu ras
manusia, dan kera yang mendahului Homo erectus dalam skenario "evolusi manusia"
(Australopithecus, Homo habilis, Homo rudolfensis). Ini berarti bahwa manusia
pertama muncul secara tiba-tiba dalam catatan fosil dan tanpa sejarah evolusi
apa pun. Hal ini sudah cukup jelas mengindikasikan bahwa mereka diciptakan.
Akan tetapi,
pengakuan atas fakta ini akan sangat bertentangan dengan filsafat dogmatis dan
ideologi evolusionis. Karenanya, mereka mencoba menggambarkan Homo erectus, ras
manusia sesungguhnya, sebagai makhluk separo kera. Pada rekonstruksi Homo
erectus, evolusionis berkeras menggambarkan ciri-ciri kera. Sebaliknya, dengan
metode penggambaran yang sama, mereka memanusiakan kera seperti
Australopithecus atau Homo habilis. Dengan cara ini, mereka berupaya
"mendekatkan" kera dan manusia, dan menutup celah antara dua kelompok
makhluk hidup yang berbeda ini.
NEANDERTAL
Neandertal
adalah manusia yang tiba-tiba muncul 100 ribu tahun lalu di Eropa dan kemudian
menghilang - atau terasimilasi melalui pembauran dengan ras-ras lain secara
diam-diam namun cepat, 35 ribu tahun lalu. Perbedaan antara mereka dengan
manusia modern hanyalah kerangka tubuh yang lebih kekar dan kapasitas tengkorak
mereka sedikit lebih besar.
TOPENG
PALSU: Meskipun tidak berbeda dengan manusia modern, Neandertal masih saja
dilukiskan oleh evolusionis sebagai makhluk mirip kera
Neandertal
adalah ras manusia, dan kenyataan ini sekarang diakui oleh hampir semua orang.
Evolusionis telah berusaha keras menampilkan mereka sebagai "spesies
primitif", namun semua temuan menunjukkan bahwa Neanderthal tidak berbeda
dengan orang berperawakan "kekar" yang lewat di jalan saat ini.
Seorang pakar dalam hal ini, Erik Trinkaus, ahli paleoantropologi dari
Universitas New Mexico menulis:
Perbandingan
anatomis terperinci antara sisa-sisa kerangka Neandertal dengan kerangka
manusia modern tidak menunjukkan dengan pasti bahwa kemampuan lokomotif,
manipulatif, intelektual atau bahasa Neandertal lebih rendah dari manusia
modern.16
Banyak
peneliti modern menggolongkan manusia Neandertal sebagai suatu sub spesies dari
manusia modern dan menamakannya "Homo sapiens neandertalensis".
Temuan-temuan membuktikan bahwa Neandertal mengubur mayat kerabat mereka,
membuat alat musik dan memiliki hubungan kebudayaan dengan Homo sapiens sapiens
yang hidup seperiode. Tegasnya, Neandertal adalah ras manusia bertubuh
"kekar" yang menghilang seiring perjalanan masa.
HOMO SAPIENS KUNO, HOMO HEILDERBERGENSIS DAN MANUSIA CRO-MAGNON
Dalam skema
evolusi rekaan, Homo sapiens kuno adalah tahapan terakhir sebelum manusia
modern. Pada kenyataannya, evolusionis tidak dapat berkata banyak tentang
manusia ini, karena hanya ada sedikit perbedaan antara mereka dengan manusia
modern. Sejumlah peneliti bahkan mengatakan bahwa representasi ras ini masih
hidup hingga sekarang, dan merujuk kepada orang Aborigin di Australia sebagai
contoh. Seperti Homo sapiens, orang Aborigin juga memiliki alis tebal yang
menonjol, struktur rahang miring ke dalam dan kapasitas tengkorak sedikit lebih
kecil. Di samping itu, sejumlah penemu-an penting mengisyaratkan bahwa manusia semacam
itu pernah hidup di Hongaria dan di beberapa desa di Italia hingga beberapa
waktu lalu.
NEANDERTAL:
MANUSIA KEKAR
Di
atas ini adalah tengkorak Homo sapiens neandertalensis, tengkorak Amud 1 yang
ditemukan di Israel. Manusia Neanderthal umumnya dikenal berperawakan kekar
tapi pendek. Akan tetapi, pemilik fosil ini diperkirakan bertinggi badan 1,80
m. Kapasitas tengkorak terbesar dari yang pernah dijumpai: 1740 cc. Karena itu,
fosil tersebut termasuk bukti penting yang dengan telak menghancurkan klaim
bahwa Neandertal adalah spesies primitif.
Kelompok yang
disebut sebagai Homo heilderbergensis dalam literatur evolusionis ternyata sama
dengan Homo sapiens kuno. Dua istilah berbeda ini digunakan untuk
mendefinisikan ras manusia yang sama, karena perbedaan konsep di kalangan
evolusionis. Semua fosil yang termasuk dalam golongan Homo heilderbergensis
menunjukkan bahwa kelompok manusia yang secara anatomis sangat mirip dengan
orang Eropa modern telah hidup 500 ribu dan bahkan 740 ribu tahun sebelumnya,
pertama di Inggris dan kemudian di Spanyol.
Diperkirakan
manusia Cro-Magnon hidup 30.000 tahun lalu. Manusia ini memiliki tengkorak
berbentuk kubah dan dahi yang lebar. Kapasitas tengkoraknya 1.600 cc, di atas
rata-rata untuk manusia modern. Tengkoraknya memiliki tonjolan alis yang tebal
dan tonjolan tulang di bagian belakang yang merupakan ciri manusia Neanderthal
dan Homo erectus.
Kendati
Cro-Magnon dianggap suatu ras Eropa, struktur dan volume tengkoraknya tampak
lebih mirip tengkorak ras-ras yang hidup di Afrika dan daerah tropis saat ini.
Berdasarkan ini, Cro-Magnon diperkirakan sebagai suatu ras Afrika kuno.
Sejumlah temuan paleoantropologi telah menunjukkan bahwa ras Cro-Magnon dan
Neandertal saling membaur, kemudian mengawali ras-ras dewasa ini. Sekarang
sudah diakui bahwa representasi dari ras Cro-Magnon masih hidup di beberapa
wilayah di benua Afrika, dan di daerah Salute dan Dordogne di Prancis. Kelompok
manusia berkarakteristik sama juga hidup di Polandia dan Hongaria.
HIDUP SEZAMAN DENGAN NENEK MOYANG
Kajian kita
sejauh ini telah membentuk sebuah gambaran jelas: skenario "evolusi
manusia" hanyalah fiksi. Agar silsilah seperti itu ada, evolusi bertahap
dari kera hingga manusia seharusnya sudah terjadi dan catatan fosil dari proses
ini seharusnya telah ditemukan. Akan tetapi, ada jarak pemisahkan sangat
lebar antara kera dan manusia. Struktur kerangka, kapasitas tempurung
kepala dan kriteria lain seperti berjalan tegak atau sangat membungkuk,
membedakan manusia dari kera. (Dari hasil riset tahun 1994 tentang saluran
keseimbangan pada telinga bagian tengah, Australopithecus dan Homo habilis
dikelompokkan sebagai kera, sedangkan Homo erectus dikelompokkan sebagai
manusia.)
Satu lagi
temuan penting yang membuktikan bahwa tidak mungkin ada silsilah keluarga di
antara spesies yang berbeda-beda ini adalah: spesies yang ditampilkan sebagai
nenek moyang dan penerusnya ternyata hidup bersamaan. Jika anggapan evolusionis
benar bahwa Australopithecus berubah menjadi Homo habilis dan kemudian berubah
menjadi Homo erectus, maka seharusnya mereka hidup pada era yang berurutan.
Akan tetapi, tidak ada urutan kronologis seperti itu.
Menurut
perkiraan evolusionis, Australopithecus hidup dari 4 juta - 1 juta tahun lalu.
Sedangkan makhluk hidup yang digolongkan Homo habi-lis diduga hidup hingga
1,9-1,7 juta tahun lalu. Homo rudolfensis, yang dianggap lebih "maju"
daripada Homo habilis, diketahui berusia sekitar 2,8-2,5 juta tahun! Dengan
kata lain, Homo rudolfensis hampir 1 juta tahun lebih tua dari Homo habilis, sang
"nenek moyang". Di lain pihak, periode Homo erectus adalah sekitar
1,8-1,6 juta tahun lalu. Artinya, spesimen Homo erectus muncul di bu-mi pada
selang waktu sama dengan Homo habilis, yang disebut sebagai nenek moyangnya .
JARUM
BERUSIA 26 RIBU TAHUN:
Inilah
sebuah fosil menarik yang menunjukkan bahwa Neanderthal memiliki pengetahuan
tentang pakaian: sebuah jarum berusia 26 ribu tahun. (D. Johanson, B. Edgar
From Lucy to Language, hlm. 99).
Alan Walker
memperkuat fakta ini dengan menyatakan bahwa "terdapat bukti dari Afrika
Timur tentang sejumlah kecil Australopithecus yang bertahan hidup sezaman
dengan H. habilis, lalu dengan H. erectus."17
Louis Leakey pun telah menemukan fosil-fosil Australopithecus, Homo habilis dan
Homo erectus yang berdekatan satu sama lain di wilayah Celah Olduvai, lapisan
Bed II.18
Jadi
pastilah, tidak ada silsilah kekerabatan seperti itu. Ahli paleontologi dari
Universitas Harvard, Stephen Jay Gould, menjelaskan jalan buntu bagi evolusi
ini meskipun ia sendiri seorang evolusionis:
Apa
jadinya dengan urutan yang kita susun, jika ada tiga keturunan hominid hidup bersama
(A. africanus, A. robustus, dan H. habilis), dan tidak satu pun dari mereka
menjadi keturunan dari yang lain? Lagipula, tidak satu pun dari ketiganya
memperlihatkan kecenderungan evolusi semasa mereka hidup di bumi.19
Jika kita
beralih dari Homo erectus ke Homo sapiens, kita kembali melihat bahwa tidak ada
silsilah untuk dibicarakan. Ada bukti yang menunjukkan bahwa Homo erectus dan
Homo sapiens kuno hidup hingga 27.000 tahun dan bahkan 10.000 tahun sebelum
masa kita. Dalam rawa Kow di Australia, tengkorak Homo erectus berusia sekitar
13.000 tahun telah ditemukan. Di pulau Jawa, sebuah tengkorak Homo erectus yang
ditemukan berumur sekitar 27.000 tahun.20
Bersambung Ke Bagian C
Sumber: www.harunyahya.com
0 komentar:
Posting Komentar