KERUNTUHAN TEORI EVOLUSI
(Harun Yahya)
BAB 17 (Bagian B)
CUMI-CUMI
Di bawah
kulit cumi-cumi, tersusun lapisan padat dari kantung-kantung pigmen elastis
yang disebut kromatofora. Warna utamanya adalah kuning, merah, hitam dan
coklat. Dengan sebuah sinyal, sel-sel tersebut mengembang dan memberi warna
tertentu pada kulit. Demikian cara cumi-cumi meniru warna batu yang
ditempatinya untuk penyamaran sempurna.
Kiri:
Seekor cumi-cumi mengubah warnanya serupa dengan permukaan berpasir. Kanan: Warnanya
berubah menjadi kuning cerah saat menghadapi bahaya, seperti ketika ia terlihat
oleh penyelam
Sistem ini
bekerja begitu efektif sehingga cumi-cumi juga dapat membuat belang-belang
kompleks seperti zebra.8
ANEKA SISTEM PENGLIHATAN
Bagi kebanyakan
hewan laut, penglihatan sangat penting untuk berburu dan mempertahankan diri.
Karenanya, kebanyakan hewan laut dilengkapi dengan mata yang dirancang sempurna
untuk di dalam air.
Semakin dalam
laut, kemampuan melihat menjadi semakin terbatas, terutama setelah 30 meter di
bawah permukaan. Namun organisme yang hidup pada kedalaman ini memiliki mata
yang diciptakan sesuai dengan kondisi-kondisi sekitarnya.
Tidak seperti
hewan darat, hewan laut memiliki lensa mata seperti bola yang sesuai dengan
densitas air tempat mereka hidup. Dibandingkan mata hewan darat yang berbentuk
elips lebar, struktur bola lebih sesuai untuk penglihatan di dalam air; sesuai
untuk melihat objek dari jarak dekat. Ketika memfokuskan pada objek berjarak
lebih jauh, seluruh sistem lensa ditarik ke belakang dengan bantuan mekanisme
otot khusus di dalam mata.
Pembiasan
cahaya dalam air merupakan alasan lain mengapa mata ikan berbentuk bola. Mata
ikan terisi cairan dengan densitas hampir menyamai air di sekitarnya, karenanya
tidak terjadi pembiasan saat bayangan dari luar dipantulkan ke mata. Akibatnya,
lensa mata dapat sepenuhnya memfokuskan bayangan ke retina mata. Tidak seperti
manusia, penglihatan ikan sangat tajam di dalam air.
Untuk
mengatasi kekurangan cahaya di air yang dalam, beberapa hewan laut seperti
gurita memiliki mata agak besar. Pada kedalaman lebih dari 300 meter, mata
besar diperlukan untuk menangkap kilasan organisme di sekitarnya. Secara
khusus, mata ini sensitif terhadap cahaya biru lemah yang menembus ke dalam
air. Karena alasan inilah, banyak terdapat sel biru yang sensitif di dalam
retina mata mereka.
Seperti dapat
dipahami dari contoh-contoh ini, setiap makhluk hidup memiliki mata
berbeda-beda yang dirancang khusus sesuai dengan kebutuhan. Fakta ini
membuktikan bahwa mereka semua diciptakan oleh Sang Pencipta yang memiliki
kebijakan, pengetahuan dan kekuasaan agung.
SISTEM PEMBEKUAN KHUSUS
Katak beku
memiliki struktur biologis yang luar biasa. Denyut jantung, pernapasan, dan
sirkulasi darahnya sama sekali berhenti, tidak menunjukkan tanda-tanda
kehidupan. Namun ketika es mencair, katak yang sama akan hidup kembali
seolah-olah baru bangun dari tidur.
Makhluk hidup
yang membeku biasanya menghadapi banyak risiko kematian. Namun katak tidak
mengalami itu. Dalam keadaan membeku, katak memiliki keistimewaan mampu membuat
banyak glukosa. Seperti mengidap diabetes, kadar gula dalam darahnya naik
tinggi sekali. Kadang sampai 550 milimol/liter. (Angka yang normal untuk katak
adalah 1-5 mmol/liter sedangkan manusia 4-5 mmol/liter). Dalam kondisi normal,
konsentrasi glukosa setinggi ini bisa menyebabkan masalah serius.
Pada katak
beku, konsentrasi glukose yang tinggi mencegah air keluar dari sel dan mencegah
penyusutan. Membran sel katak sangat permeabel bagi glukose sehingga glukosa
mudah memasuki sel. Kadar glukosa yang tinggi menurunkan titik beku sehingga
hanya sedikit cairan tubuh yang berubah menjadi es. Riset menunjukkan bahwa
glukosa juga dapat menyediakan nutrisi pada sel-sel yang membeku. Selama
periode ini, selain berfungsi sebagai bahan bakar, glukosa juga menghentikan
reaksi-reaksi metabolis seperti sintesis urea, sehingga mencegah habisnya
sumber-sumber makanan sel yang lain.
Bagaimana
kadar gula pada katak dapat meningkat secara tiba-tiba? Jawabannya sangat
menarik: makhluk ini dilengkapi suatu sistem khusus yang mengatur tugas-tugas
tersebut. Segera setelah es muncul di permukaan kulit, sebuah pesan disampaikan
ke hati dan menyebabkan hati mengubah glikogen yang disimpannya menjadi
glukosa. Bagaimana pesan ini sampai ke hati masih belum diketahui. Lima menit
setelah pesan diterima, kadar gula dalam darah mulai naik. 9
Hewan ini
dilengkapi sistem yang dapat mengubah seluruh metabolismenya sesuai dengan
kebutuhan, pada saat diperlukan. Tidak diragukan, hewan ini hanya mungkin ada
melalui rencana sempurna dari Pencipta Yang Mahakuasa. Tidak ada kejadian
kebetulan yang dapat menciptakan sistem sesempurna dan sekompleks ini.
BURUNG ALBATROS
Burung-burung
yang bermigrasi mengurangi konsumsi energi dengan "teknik-teknik
terbang" yang berlainan. Burung albatros pun demikian. Burung yang
menghabiskan 92% masa hidupnya di laut ini memiliki bentang sayap hingga 3,5
meter. Karakteristik paling penting pada burung albatros adalah gaya
terbangnya. Mereka dapat terbang berjam-jam tanpa mengepakkan sayap sama
sekali. Untuk melakukan itu, sambil menjaga sayapnya tetap terentang, mereka
meluncur di udara dengan memanfaatkan angin.
Merentangkan
sayap terus-menerus memerlukan banyak energi. Namun albatros dapat melakukannya
berjam-jam karena sistem anatomi khusus mereka. Selama terbang, sayap-sayap
albatros terkunci, karenanya tidak memerlukan tenaga sedikit pun. Sayap-sayap
hanya diangkat oleh lapisan-lapisan otot. Ini sangat membantu burung tersebut
sela-ma terbang. Sistem ini juga mengurangi energi yang dikonsumsi burung
selama terbang. Albatros tidak menggunakan energi karena mereka tidak
mengepakkan sayap, mereka juga tidak membuang energi untuk menjaga agar
sayapnya tetap terentang. Angin yang dimanfaatkan albatros menjadi sumber
energi tanpa batas untuk terbang berjam-jam. Sebagai contoh, burung albatros
dengan berat 10 kg hanya kehilangan 1% berat tubuhnya ketika melakukan
perjalanan sejauh 1.000 km. Sungguh sedikit energi yang terbuang. Model dan
gaya terbang burung albatros ini ditiru manusia dalam terbang layang .10
MIGRASI YANG SULIT
Ikan salem
Pasifik mempunyai karakteristik luar biasa. Setelah menghabiskan sebagian masa
hidupnya di laut, hewan ini kembali ke sungai untuk bertelur dan berkembang
biak.
Ketika mereka
memulai perjalanannya di awal musim panas, ikan ini berwarna merah cerah. Namun
di akhir perjalanan warnanya menjadi hitam. Di awal migrasi, mula-mula mereka
bergerak mendekati pantai, lalu berusaha menuju sungai. Mereka berjuang dengan
gigih menuju tempat mereka dahulu menetas. Mereka mencapai tempat bertelur
dengan berenang melawan arus sungai ke hulu, melewati air terjun dan
tanggul-tanggul. Pada akhir perjalanan yang berjarak 3.500-4.000 km ini, salem
betina telah siap dengan telurnya dan salem jantan siap dengan spermanya. Di
tempat bertelur, salem betina mengeluarkan 3 hingga 5 ribu telur dan salem
jantan membuahinya. Ikan-ikan ini mengalami banyak kerusakan selama periode
migrasi dan bertelur. Salem betina menjadi letih; sirip-sirip ekornya rusak dan
kulitnya mulai berubah menjadi hitam, begitu pula salem jantan. Tidak lama
kemudian sungai dipenuhi ikan sa-lem yang mati. Namun, generasi selanjutnya
siap menetas dan melakukan perjalanan yang sama.
Bagaimana
ikan salem menyelesaikan perjalanan seperti ini, bagaimana mereka sampai ke
laut setelah menetas, dan bagaimana mereka menemukan jalan, merupakan
pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab. Meskipun banyak dugaan telah dibuat,
hingga kini belum ditemukan jawaban pasti. Kekuatan apa yang membuat ikan salem
dapat melakukan perjalanan kembali ke tempat yang tidak diketahuinya dengan
jarak ribu-an kilometer? Jelas ada kekuatan agung yang mengatur dan
mengendalikan semua makhluk hidup ini. Dialah Allah, Pemelihara seluruh alam.
KOALA
Minyak dari
daun kayu putih (eucalyptus) adalah racun bagi kebanyakan mamalia. Racun ini
merupakan mekanisme pertahanan kimiawi yang digunakan pohon kayu putih terhadap
musuh-musuhnya. Namun ada makhluk istimewa yang dapat mengambil manfaat dari
mekanisme ini dan memakan daun-daunnya yang beracun: hewan berkantung yang
di-sebut koala. Koala membuat rumah di pohon kayu putih, memakan daun-daunnya
dan meminum airnya.
Seperti
mamalia lainnya, koala tidak dapat mencerna selulosa yang terkandung dalam
pepohonan. Karenanya, hewan ini bergantung pada mikro organisme pencerna
selulosa. Mikro organisme ini banyak berkumpul pada usus buta (caecum), tempat
pertemuan usus kecil dan usus besar. Usus buta merupakan bagian paling menarik
dari sistem pencernaan koala. Bagian ini berfungsi sebagai ruang fermentasi di
mana mikroba-mikroba mencerna selulosa pada saat penyaluran daun tertahan.
Dengan demikian, koala dapat menetralkan efek racun minyak daun kayu putih.11
KEMAMPUAN BERBURU DALAM POSISI DIAM
Tanaman
sundew Afrika Selatan menjebak serangga dengan bulu rekat. Daun-daun tanaman
ini penuh dengan bulu-bulu panjang berwarna merah. Ujung-ujung bulu diselimuti
cairan sangat lengket dengan bau yang menarik serangga. Serangga yang
menghampirinya akan melekat pada bulu-bulu rekat ini. Tidak lama setelah itu,
seluruh daun menutupi serangga yang telah terjerat, lalu tanaman tersebut
menyerap dan mencerna protein yang dibutuhkan dari mangsanya.12
Kiri:
Sundew dengan daun terbuka. Kanan: Sundew dengan daun tertutup
Kemampuan
tanaman untuk berburu tanpa bergerak dari tempatnya, tidak diragukan lagi
merupakan bukti adanya suatu rancangan khusus. Mustahil tanaman mampu
mengembangkan gaya berburu seperti itu dengan kesadaran dan kehendak sendiri,
atau secara kebetulan. Jadi, lebih tidak mungkin lagi mengabaikan keberadaan
dan kekuasaan Sang Pencipta yang telah melengkapinya dengan kemampuan ini.
RANCANGAN PADA BULU BURUNG
Selintas,
struktur bulu burung tampak sangat sederhana. Namun jika diteliti lebih
seksama, kita akan menjumpai struktur bulu yang sangat kompleks, ringan tetapi
kuat dan tahan air.
Agar dapat
terbang mudah, tubuh burung harus seringan mungkin. Bulu-bulu burung yang
terbuat dari protein-protein keratin memenuhi kebutuhan ini. Pada kedua sisi
tangkai bulunya menempel bendera bulu yang masing-masing memiliki 400 rambut
halus yang disebut rami. Pada setiap rami terdapat 2 radii, sehingga
keseluruhan berjumlah 800 radii. Pada bulu burung kecil, dari masing-masing
radii yang terdapat pada bagian depan, ada 20 radioli. Radioli mengikat dua
bulu satu sama lain seperti dua helai kain yang saling terjahit. Pada satu
helai bulu burung terdapat sekitar 300 juta rambut-rambut halus. Jumlah rambut
halus pada seluruh bulu burung sekitar 700 milyar.
Ada alasan
yang sangat penting mengapa bulu-bulu burung terikat erat satu sama lainnya.
Bulu-bulu harus menempel kuat pada burung sehingga tidak lepas saat bergerak.
Adanya rambut-rambut halus dan kaitan-kaitan tidak membuat bulu-bulu terlepas
ketika diterpa angin kuat, hujan atau salju.
Bulu-bulu di
bagian perut tidak sama dengan bulu sayap dan bulu ekor. Bulu ekor terbuat dari
bulu yang relatif besar dan berfungsi sebagai kemudi dan rem. Bulu sayap
didesain agar dapat memperluas permukaan saat burung mengepak-kan sayapnya,
sehingga meningkatkan daya angkat.
KADAL BASILISK: AHLI BERJALAN DI ATAS AIR
Ada beberapa
hewan yang dapat berjalan di atas air. Salah satunya adalah kadal basilisk yang
hidup di Amerika Tengah, seperti tampak dalam gambar di atas. Di sela-sela jari
kaki belakangnya terdapat selaput yang membuatnya mampu menepuk air. Selaput
ini menggulung jika hewan ini berjalan di darat. Jika menghadapi bahaya, kadal
basilisk akan berlari sangat cepat di permukaan sungai atau danau. Selaput pada
kaki belakangnya terbuka dan menciptakan permukaan yang lebih luas untuk
berlari di atas air.13
Kadal
basilisk adalah salah satu hewan langka yang dapat bergerak dengan menjaga
keseimbangan antara air dan udara.
Rancangan
unik ini merupakan bukti Penciptaan secara sadar.
FOTOSINTESIS
Tidak
diragukan bahwa tumbuhan memegang peran utama dalam menjadikan bumi sebagai
tempat yang dapat dihuni. Tumbuhan membersihkan udara untuk kita, menjaga suhu
bumi tetap konstan, dan menjaga keseimbangan proporsi gas-gas di atmosfir.
Oksigen yang kita hirup di udara dihasilkan oleh tumbuhan. Bagian penting dari
makanan kita juga disediakan oleh tumbuhan. Nilai nutrisi tumbuhan, seperti
juga keistimewan tumbuhan lainnya, dihasilkan oleh sel-sel yang dirancang
khusus.
Berbeda dari
sel manusia dan hewan, sel tumbuhan dapat memanfaatkan langsung energi
matahari. Tumbuhan mengubah energi matahari menjadi energi kimia dan
menyimpannya sebagai nutrisi dengan cara yang sangat khusus. Proses ini disebut
"fotosintesis". Sebenarnya, proses ini bukan dilakukan oleh sel
melainkan oleh kloroplas, organel sel yang memberi warna hijau pada tumbuhan.
Organel kecil berwarna hijau ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Ia
merupakan satu-satunya laboratorium di bumi yang mampu menyimpan energi
matahari dalam zat organik.
Setiap tahun,
seluruh tumbuhan di muka bumi dapat menghasilkan zat-zat atau bahan-bahan
sebanyak 200 miliar ton. Hasil yang sangat penting bagi semua makhluk hidup ini
terealisasi melalui proses kimia yang sangat rumit. Ribuan pigmen
"klorofil" dalam kloroplas bereaksi terhadap sinar matahari dalam
waktu yang sangat singkat, sekitar 1/1000 detik. Itulah sebabnya mengapa banyak
aktivitas yang terjadi dalam klorofil belum bisa teramati.
Mengubah
energi matahari menjadi energi listrik atau energi kimia merupakan terobosan
teknologi terbaru. Untuk melakukannya diperlukan peralatan berteknologi tinggi.
Sebuah sel tumbuhan, yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang, telah
melakukan tugas ini selama jutaan tahun.
Sistem yang
sempurna ini lagi-lagi menunjukkan Penciptaan - untuk dilihat seluruh manusia.
Sistem fotosintesis yang sangat kompleks ini merupakan mekanisme yang
di-rancang dan diciptakan oleh Allah. Inilah sebuah pabrik tanpa tanding yang
disusutkan menjadi bidang sangat kecil di dedaunan. Rancangan tanpa cacat ini
hanyalah salah satu dari tanda-tanda yang mengungkapkan bahwa semua makhluk
hidup diciptakan oleh Allah, Pemelihara seluruh alam.
Referensi
:
1. Bilim
ve Teknik, Juli 1989, Bd. 22, Nr. 260, S. 59
2.
Grzimeks Tierleben Vogel 3, Deutscher Taschen Buch Verlag, Oktober 1993, S.92
3. David
Attenborough, Life On Earth: A Natural History, Collins British Broadcasting
Corporation, Juni 1979, S. 236
4. David
Attenborough, Life On Earth: A Natural History, Collins British Broadcasting
Corporation, Juni 1979, S. 240
5.
"The Structure and Properties of Spider Silk", Endeavour, Januar
1986, Bd. 10, S. 37 ff.
6. Gorsel
Bilim ve Teknik Ansiklopedisi, (Visuell Enzyklopadie der Wissenschaft und
Technik) S. 185 f.
7. Walter
Metzner, http://cnas.ucr.edu/~bio/faculty/Metzner.html
8.
National Geographic, September 1995, S. 98
9. Bilim
ve Teknik, Januar 1990, S. 10 ff.
10. David
Attenborough, Life of Birds, Princeton University Press, Princeton-New Jersey,
1998, S. 47
11. James
L. Gould, Carol Grant Gould, Life at the Edge, W.H.Freeman and Company, 1989,
S. 130 ff.
12. David
Attenborough, The Private Life of Plants, Princeton University Press,
Princeton-New Jersey, 1995, S. 81 ff.
13.
Encyclopedia of Reptiles and Amphibians, hrsg. in den Vereinigten Staaten von
Academic Press, einer Abteilung von Harcourt Brace and Company, S. 35
* * * * *
Sumber: www.harunyahya.com
0 komentar:
Posting Komentar